Pagi ini, aku tak melihat sang matahari terbit. Dia mendahului ku tiap kali ku terlelap. Hidup ku makin tak teratur atas paradigma ku yang belum ku susun, aku terbengkalai seperti putung rokok setelah aku nikmati. Jabatan mahasiswa ku tak merubah sifat ku ketika ku dikamar. Tak bisa ini itu membuat ku seperti ampas kopi yang tak berguna. Ku resapi apa yang ku jalani tapi di tolak atas ketidak pedulian ku, betapa cuek nya diri ku, sehingga orang tua ku bergeleng ria atas tarian ku. Aku membisu ketika orang-orang menanyakan kabar ku esok, cita ku layak kapal terombang ambing badai tak usai.
Genap dua bulan aku meniti jabatan baru ku ini tak ada kebanggaan kecuali rasa syukur ku atas hadiah yang di berikan Sang Pencipta. Memberikan apa yang kita butuh kan bukan apa yang kita inginkan, merupakan kebijakan sangat adil kepada setiap umat Nya. Aku memelas agar hidup ku diperjelas atas ambigu roda kehidupan, biar kan aku dibawah saat ini, ku akan merangkai anak tangga sedikit demi sedikit untuk menggapai bintang itu.
Kesadaran ku belum pulih .... matahari sudah diatas ubun-ubun, sama matahari aja kalah apa lagi sama yang lain. Hidup itu seperti lomba, siapa yang cepat dia dapat, siapa yang lemah pasti tertindas,,, semua empati , simpati hanya bullshit topeng belaka, kamu tidak tau bahwa bisa menikam mu kapan saja.
Inilah ketikan hati ku, yang mencoba survive atas globalisasi peradapan yang semakin meng-gila.
Masih tak tau apa.... mau apa.... proses nya gimana... jangan lah berhenti bermimpi! Karna itu bahan bakar roda kehidupan mu J
-dream_racer-